Kamis, 18 Juli 2013

MURID MEMBLUDAK, TERPAKSA BELAJAR DI SELA-SELA PASAR TRADISIONAL

(photo 1)Tempat Belajar yang sangat minim fasilitas




(photo 2)karena membeludak sebagian anak dialihkan kesamping diatas tempat berjualan yang ada dipasar subuh
Sedih bercampur salut, itulah yang akan terlintas di benak kita ketika melihat puluhan anak-anak yang memiliki semangat tinggi namun tak didukung oleh sarana dan prasarana penunjang. Puluhan anak-anak SD di daerah Sidomulyo yang ingin mendapatkan pelajaran tambahan yang diadakan oleh relawan pendidikan dari GARAP (gerakan akativis dan relawan pendidikan) Samarinda di sebuah pondok kecil yang sudah tidak terawat di jalan Marsda A. Shaleh eks kehewanan yang dijadikan sebagai wadah untuk melaksanankan bimbingan belajar gratis buat anak-anak di sana. Jumlah siswa yang membludak melebihi kapasitas pondok tempat bimbel yang normalnya bisa ditempati 20 orang, namun karena siswa yang ada sekitar 50 orang, membuat relawan pengajar kewalahan dan terpaksa menggunakan pasar tradisional yang disampingnya untuk menampung kelebihan siswa untuk dijadikan tempat bimbel, meskipun harus disambut dengan bau tidak sedap bekas limbah-limbah daging–daging hewan. Namun hal ini tak membuat anak-anak mengeluh, mereka tetap menikmati santapan ilmu yang diberikan oleh kurang lebih 10 orang relawan pendidikan yang merupakan mahasiswa dari FKIP unmul dan tarbiyah stain yang bergabung dalam relawan Garap. Pembelajaran dimulai setiap hari senin-hari kamis dari pukul 14.00 wita sampai 15.30 wita dengan mengajarkan semua mata pelajaran anak SD kelas 1 sampai kelas 6. 

Mengapa GARAP ingin melakukan hal ini walaupun tanpa dibayar?
Maka jawabannya adalah tugas mencerdaskan kehidupan bangsa tak melulu harus dibebankan kepada pemerintah sebagaimana amanat Pembukaan UUD 45, namun GARAP menyakini bahwa tugas mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tugas seluruh masyarakat indonesia, khususnya mereka yang berdedikasi dalam pendidikan. Garap tak hanya sekedar bisa mengutuk dan mengkirtisi kebobrokan dan kegelapan pendidikan di Indonesia, namun Garap mencoba untuk menyalakan lilin untuk menerangi dan memajukan pendidikan di Indonesia meskipun hanya dengan gerakan-gerakan yang terkesan kecil, namun gerakan ini nyata adanya dan dapat dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat.

BY: Wahyudi (Ketua GARAP Samarinda)

 






0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Text


Free Web Proxy
Diberdayakan oleh Blogger.

Test Footer 1

Subscribe me

Test Footer 2

BEM FKIP UNMUL 2013/2014 © 2013 Supported by Best Blogger Templates and Premium Blog Templates - Web Design Published by satu-delapan